Rabu, 22 April 2015

“ Peralihan Kekuatan Ekonomi Dunia dan Emerging Market “

Nama          :  Worro Yuli Sudaryati
Npm           :  27211467                                      
Kelas          :  4EB24
Study          :  “ Akuntansi Internasional # “
 “ Peralihan Kekuatan Ekonomi Dunia dan Emerging Market “
Peralihan Kekuatan Ekonomi Dunia
Ekonomi dunia pada tahun 2012 masih didominasi oleh krisis eropa. Yang menyoroti masalah kondisi surat utang Negara. Surat ekspetasi bahwa peralihan kekuatan ekonomi dunia akan muncul dari Negara-negara emerging market. Dimana kondisi ekonomi politik akan terus berlanjut dengan adanya peralihan dari Negara utara ke selatan, barat ke timur. Dampaknya akan dipengaruhi dengan peralihan pengaruh dari institusi yang berpusat pada Negara ke koalisi berdasarkan keinginan dan intuisi non pemerintah.
         Masalah pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta penciptaan lapangan kerja yang kondusif merupakan masalah pelik yang berhubungan dengan banyaknya pengangguran dimana menjadi salah satu focus isu ekonomi serta politik yang dihadapi pemimpin Negara didunia.
*   Kesimpulannya : Pada tahun 2012, dunia akan dipenuhi dengan peralihan pengaruh dari intitusi yang berpusat pada negara ke koalisi berdasarkan keinginan dan institusi non pemerintahan. Hal itu terlihat dari kegiatan diplomasi dan aksi dari organisasi regional. 
*    Sarannya : Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan lapangan kerja yang kondusif menjadi salah satu focus isu ekonomi. Dan kondisi ekonomi politik akan terus berlanjut dengan adanya peralihan dari Negara utara ke selatan, serta barat ke timur

Emerging Market
            Indonesia sempat mengalami kehancuran ekonomi yang selama ini telah dibangun melalui sendi-sendi kebijakan orde baru mulai merangkak kembali menyusun fondasi perekonomian. International financial corporation (IFC) mengaitkan klasifikasi bursa saham dengan klasifikasi Negara. Jika Negara tersebut masih tergolong sebagai Negara berkembang, maka pasar di Negara tersebut juga dalam tahap berkembang, meskipun bursa sahamnya berfungsi penuh dan diatur secara baik.
        Pasar modal berkembang dapat diidentifikasi melalui suatu Negara, apakah Negara tersebut merupakan Negara maju atau tergolong Negara berkembang. . Indikatornya adalah pendapatan perkapita dari suatu negara, Namun karakteristik yang paling mencolok adalah dilihat nilai kapitalisasi pasarnya yaitu banyaknya perusahaan yang tercatat, kumulatif volume perdagangan, keketatan peraturan pasar modal, hingga kecanggihan dan kultur investor domestiknya.
Konsekuensi pasar modal berkembang adalah nilai kapitalisasi pasarnya yang kecil. Ukuran suatu kapitalisasi pasar biasanya dilihat dari rasio perbandingan dengan nilai produk domestik bruto suatu negara. Selain itu konsekuensi lainnya adalah terdapatnya volume transaksi perdagangan yang tipis (thin trading) yang disebabkan oleh ketidaksingkronan perdagangan (non-syncronous trading) di pasar. Perdagangan yang tidak singkron disebabkan oleh banyaknya sekuritas yang teracatat tidak seluruhnya diperdagangkan, artinya terdapat beberapa waktu tertentu dimana suatu sekuritas tidak terjadi transaksi (Hartono, 2003).

            Indonesia yang sampai saat ini masih tercatat di IFC masih sebagai negara berkembang dengan iklim investasi terburuk di regional Asia Timur. Walaupun dengan catatan seperti itu, pada kenyataannya kita masih dilirik oleh investor asing. Kenyataannya bahwa terdapat perusahaan-perusahaan nasional dengan notabene berada di sektor strategis negara, ditawar oleh beberapa institusi asing melalui akuisisi saham. Terdapatnya aliran dana masuk sebagai investasi yang pada umumnya merupakan penanaman modal asing seharusnya bisa menjadi pendongkrak perekonomian secara makro.
*      Kesimpulannya : kapitalisasi pasar biasanya dilihat dari rasio perbandingan dengan nilai produk domestik bruto suatu negara. Selain itu konsekuensi lainnya adalah terdapatnya volume transaksi perdagangan yang tipis (thin trading) yang disebabkan oleh ketidaksingkronan perdagangan (non-syncronous trading) di pasar.
*   Sarannya : Jika kita gunakan pendekatan daur hidup usaha maka negara berkembang masuk dalam kategori bertumbuh (growth) dibanding negara maju yang masuk dalam kategori matang (mature). Artinya bahwa terdapat daya tarik dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang tentu saja disertai oleh return yang tinggi pula, karena pertumbuhan ekonomi merupakan indikator agregat dari industri di suatu negara.